si ember merah
Hehehe.. judul ini ide dari kakak aku.. :) ketika kami sedang chat dan terpisah jarak ribuan mil...
mungkin tidak sambil menitikkan air mata, tetapi perasaan sedih itu tetap tidak bisa hilang dari hatiku... sedih karena sebentar lagi aku akan berpisah dengan dia dan membentuk keluarga yang baru.. tetapi terharu juga karena dia berhasil memperoleh apa yang dia cita-citakan untuk memperoleh beasiswa di luar negeri. sekarang masih short course, tapi ini adalah peretas jalan.. perjalanan dua orang sang pemimpi..
dulu, kami adalah teman sebaya.. dia adalah teman aku.. teman-teman dia dari TK sampe SMA dia adalah temen2 aku juga.. hampir semua teman dia aku kenal. Temen-temen gerejanya juga temen2 aku. Kami hanya beda dua tahun aja. Ketika aku mulai memiliki pertemanan sendiri, yaitu setelah aku kuliah, hidupku mulai terpisah dengannya, aku mulai jarang bercerita dan jalan sama-sama dia lagi. Kalau aku mengenangnya, aku sering merasa sedih sebetulnya, karena aku yang mungkin terlalu sibuk dengan diriku sendiri.
waktu kecil, kami tidur sama-sama.. dan mandi sama-sama, pake air di ember merah itu. Setengah buat dia, dan setengah buat aku. Beberapa waktu yang lalu, sambil terisak dia menceritakan kisah ember itu.. dia berkata aku lebih beruntung dengan kehidupanku, karena aku akan berencana menikah sebentar lagi, sedangkan dia belum. Lantas, dia membandingkan pencapaian-pencapaiannya dengan pencapaian-pencapaian aku, dan berkata.. "mungkin karena dulu waktu kamu kecil, air di ember lebih banyak sama kamu..". Waktu kecil itu, aku sering bermain sama dia. Mandi pagi, sekolah, pulang, tidur siang, maen, belajar, tidur malem. Waktu SD aku sering dipanggil ke ruang guru karena nakal, dan kaka aku ini lagi2 dipanggil juga ke ruang guru untuk juga ditegur, karena dia merupakan murid yang berprestasi dan rajin. Sedangkan aku pakaianku selalu kena tegur, kerjaku lari-lari dan gangguin orang aja, dan suka bikin ulah. Tapi siapapun yang mencoba gangguin dia, walaupun lebih kecil, aku berani tantangin orang itu.
Sekarang, dia dapat short course di Jerman, yang walaupun short, tapi pasti sangat penting bagi dia, dan juga bagi kami keluarga secara tidak langsung, sambil agak terharu, aku chat lewat telepon dan facebook, dan aku bilang "mungkin air di ember itu sebenarnya lebih banyak ka Tata". Dua tahun lalu, aku punya kesempatan juga untuk pergi ke Belanda, segala sesuatunya sudah disiapkan oleh kantor, tinggal 2 minggu lagi aku berangkat, tapi aku mengambil keputusan aneh dan terlalu emosional.. aku pindah kerja karena ada iming2 dari perusahaan malaysia yang mau memberikan aku beasiswa hingga 250jt. Tapi, mungkin itulah cara Tuhan mendidik aku biar aku tidak gegabah, dan satu hal lagi, aku pun bisa ketemu calon istriku yang bentar lagi kami akan menikah karena perusahaan itu. Sesudah bertemu dia, beberapa lama kemudian aku pindah ke perusahaan sebelumnya. Yah.. ember merah ini masih akan menjadi pembicaraan yang selalu hangat antara aku dan kakakku.. I really2 proud to you... the best motivator in my life... doain aku segera nyusul, entah kerja, entah scholarship, atau sekedar rekreasi, aku juga pengen mencoba menikmati dunia di luar Indonesia ini.. kalau dipikir-pikir, kita dulu hanya bisa mandi di ember kecil berwarna merah yang waktu aku kelas 4 akhirnya bocor di pinggir itu kalo ga salah.. sekarang kita sudah bisa bersyukur, dari keluarga sederhana kita berangkat dengan kegigihan ekstra untuk mau maju.. mungkin ember merah itu juga mendengar cerita kita tentang susah dan mahalnya air waktu itu buat bapa dan mama yang kita banggain itu.. hahaha.. jadi teringat, beberapa hari yang lalu aku membuat lamaran kerja dengan menuliskan kebanggaan aku sama mama dan bapa.. hahahaha.. pertama kali aku membuat lamaran kerja seperti itu.. tapi aku memang benar-benar dilahirkan di keluarga yang penuh kebahagiaan dan orangtua yang selalu menghadirkan keceriaan walaupun secara materi kami terbatas.. bapa adalah seorang visioner, penuh humor, kalau pulang kantor ga pernah ngeluh, kalau kekurangan ga pernah ngeluh, selalu kebanjiran kawan-kawannya di rumah, rajin membaca, dan mengetahui banyak hal yang terjadi di dunia ini, sedangkan mama adalah manager yang sejati, pekerja ulung, dan motivator terbaik di dunia..