Topik-topik menarik minggu ini
Suatu hari di minggu ini seorang kawan aku memperoleh beasiswa di Perancis. Aku kagum dengan ketika dia menceritakan bagaimana dia menjawab segala pertanyaan interview via telepon dengan penuh kepercayaan diri. Dia berkata semua itu telah terkonsep di dalam benaknya. Segala sesuatu itu telah terjadi sejak ia masih kecil. Itu juga telah menjadi mimpi dalam hidupnya. Ia ingin menjadi sebuah kebanggaan bagi lingkungannya, bagi orang-orang Papua, bagi sejuta orang Papua yang akan melihat dia sebagai sebuah kebanggaan. Ia bercerita, sebenarnya orang Papua memiliki kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang-orang Indonesia di bagian barat, karena orang-orang Papua telah terbiasa maju ke depan altar, bernyanyi, membaca ayat, dan seharusnya lebih percaya diri. Ketika mendengarnya, aku kagum akan cara dia berbicara menjelaskan hal ini, menjelaskan bagaimana ia memiliki mimpi ini, bahwa ia ingin ada 1, 100, bahkan sejuta pemuda Papua generasi berikutnya yang akan melihat dia memperoleh pendidikan tinggi dan menjadi teladan.
Sejenak kemudian kami bertukar cerita, mengenai masa-masa kecil kami yang mungkin membuat kami menjadi memiliki cita-cita. Ia lantas bercerita, bahwa ia sangat menghargai setiap orang yang ada disekitarnya, ia tidak mau menyakitinya, karena sewaktu kecil, ia tidak pernah tinggal bersama keluarganya. Kadang ia tinggal bersama tantenya, kadang ia tinggal bersama neneknya, yang pasti ia tidak pernah tinggal bersama orang tuanya. Sehingga ia merasa apabila ia menyakiti atau kehilangan satu orang pun dalam hidupnya maka ia tidak memiliki apa-apa lagi. Aku kagum untuk yang kedua kalinya, banyak orang yang justru menggerutu ketika ia tidak disayangi oleh kedua orangtuanya kemudian menjadi menyakiti orang lain. Ia bahkan sempat bercerita kepadaku, banyak orang yang sangat dekat dengan orangtuanya kemudian lebih berani menyakiti hati orang lain, karena ketika ia dibenci oleh orang lain, ia masih memiliki orangtua sebagai tempat ia berlindung dan memiliki teman. What amazing out of the box thinking? Saya benar-benar kagum dengan teori baru teman saya ini. Selama ini saya berpikir bahwa ketika orang dekat dengan keluarga maka seharusnya orang tersebut lebih memiliki kasih terhadap orang lain, nyatanya mungkin tidak. Mungkin sebagian besar benar, tapi saya yakin tante dan neneknya telah mengajari hal-hal penting mendasar yang telah membentuk ia begitu peduli terhadap orang lain. Aku menyimpan akan selalu menyimpan kekaguman ini dalam hatiku, buat seorang yang aku pikir merupakan seorang sahabat karena buah pemikirannya menggugah dan membuka persimpangan baru dalam jalan pemikiran aku, buat semangat teman-temanku dari Timur Indonesia, suatu waktu kalau aku bertemu dengan teman-temanku dari Timur Indonesia, akan aku sampaikan buah pemikiran dia.
Satu lagi seminggu yang lalu aku ke sebuah gereja kecil di desa, dekat tempat aku bekerja, Gereja ini bernama Gereja Kristen Kalam Kudus. Yang hadir dalam gereja setiap minggunya mungkin berkisar 15-25 orang, ruangan gereja seluas 5 x 6 meter, dengan sepertiganya adalah altar. Ketika ibadah selesai, maka akan dibacakan warta gereja. Ketika pada pembacaan perpuluhan, "perpuluhan dari NN sebesar 10 juta rupiah". Gereja sebelumnya aku mendengar "perpuluhan dari NN sebesar 3 juta rupiah". Wow, aku terkesima dengan gereja kecil ini, ternyata jemaatnya memiliki kerelaan hati yang mungkin lebih besar daripada orang-orang yang bekerja di gedung besar itu, termasuk aku mungkin, yang kadang bahkan mungkin sering takut kehilangan uang 10% penghasilan tiap bulan.
Topik menarik lainnya adalah serangan dahsyat terhadap perusahaan tempat aku bekerja, dimana top management berisikan orang-orang yang pernah sukses membangun perusahaan tambang emas di laos. Dengan semangat tinggi mereka memberikan semangat bahwa perubahan-perubahan besar akan terjadi di manajemen yang baru. Maka manajemen pun berubah, kebijakan-kebijakan pun berubah. Serangan ini dimulai ketika salah satu konsultan Geoteknik andalan dari Australia salah melakukan pengambilan data dan mengakibatkan lokasi pabrik harus digeser dan desainnya berubah. Pengajuan ijin RKL/RPL pun berubah, target waktu produksi pun berubah, konstruksi yang sedang berada pada grafik menanjak tiba-tiba menukik turun drastis, semangat kerja pun tiba-tiba menurun. Manajemen mencoba tidak panik, suasana dibuat semeriah mungkin, hingga pegawai menjadi senang. Masa senang menjadi berubah ketika ditengah ketidakpastian manajemen mengubah kebijakannya menjadi semua pegawai harus bekerja lebih giat dari sebelumnya, target-target bahkan yang tidak realistis pun harus dicapai. Manajemen ingin pegawai tidak merasa bahwa ada sesuatu yang aneh, tetapi mereka mengatakan, business as usual, bahkan lebih serius lagi karena mempersiapkan diri untuk menghadapi masa operasi/produksi. Kebijakan jam malam, minuman keras, ijin keluar camp, keributan, dsb pun semakin diperketat. Untuk keluar malam, harus ada persetujuan hingga 2 level atasan. Suasana ini kemudian membuat satu demi satu pegawai yang duduk di level superintendent mengundurkan diri, pindah ke tambang emas sebelah, yang menjanjikan salary lebih besar dan suasana kerja yang lebih menyenangkan, walaupun mungkin tidak persis seperti itu. Mulai dari Mei hingga Juli, 4 superintendent dan 2 manager keluar, pindah ke tambang emas tetangga. Kemudian semua terhenyak, saling menyalahkan, dan terlihat wajah-wajah kebingungan di manajemen. Ini terjadi terutama ketika salah seorang manajer kharismatik, yang sangat disukai karena karakternya dan karena pengalamannya, memutuskan untuk pindah ke tetangga. Sang Raksasa bernama manajemen baru yang pongah pun mulai limbung, entah sampai kapan suasana saling menyalahkan ini akan terjadi, aku hanya menjadi penonton yang kadang-kadang ingin menjadi pemain, tapi apa daya kelincahanku masih kurang, pengetahuanku masih kurang, apalagi keterampilanku. Minggu ini aku melihat raksasa-raksasa bertumbangan.
Topik menarik lainnya adalah persiapan pernikahan aku yang tinggal hitungan belasan hari lagi, segala sesuatu telah terencana dengan baik, pekerjaan-pekerjaan hingga detail dapat dikerjakan dengan baik. Memang selalu ada saja hal-hal kecil seperti kerikil yang menghadang, tetapi tidak ada sesuatupun yang begitu mengganggu. Pelajaran untuk masuk kedalam sebuah bahtera telah dimulai, dan ketika pemberkatan selesai kehidupan didalam bahtera merupakan kehidupan keluarga yang dipimpin oleh seorang ayah, dinavigasi oleh seorang ibu, dan ditumpangi oleh anak-anak. Akan ada banyak ikan-ikan duyung, ikan lucu, ikan paus dalam perjalanan, akan ada juga pulau-pulau indah rekreasi, akan ada juga gelombang kecil dan tinggi, akan ada juga gelombang besar. Ketika semua berada dalam satu kapal, semuanya akan bersama untuk menikmati perjalanan ini dan bahu membahu membuat kapal ini terus bergerak mengarungi indahnya samudra kehidupan.