First Time - Rod Stewart

Posted by apapunditulis on Kamis, 06 November 2008 , under |





Are those your eyes?

Is that your smile?
I been looking at you for ever,
Yet I never saw you before.
Are these your hands? Holding mine?
Now I wonder how I could
have been so blind.
And for the first time, I am looking in your eyes.
For the first time, I'm seeing who you are.
I can't believe how much I see,
When you're looking back at me.
Now I understand what love is,
Love is...
For the first time...
Can this be real?
Can this be true?
Am I the person I was this morning?
And are you the same you?
Its all so strange.

How can it be?
All along this love was
right in front of me!
And for the first time, I am looking in your eyes.
For the first time, I am seeing who you are.
I can't believe how much I see,
When you're looking back at me.
Now I understand what love is...
Love is...
For the first time.
Such a long time ago,
I had given up on finding this emotion,
Ever again.
But you're here with me now,
Yes I found you somehow,
And I've never been so sure.
For the first time, I am
looking in your eyes,
For the first time, I'm seeing who you are,
Can't believe how much I see,
When you're looking back at me.
Now I understand what love is...
Love is...
For the first time.
For the first time

One Sigma

Posted by apapunditulis on , under |





Sejenak terpikir mengenai target dari menjalankan bisnis. Ujung-ujungnya sih duit, yang sering dilembutkan dalam istilah profitable atau cost effectiveness. Key Performance Indicator (KPI) pada level management mungkin semuanya menggunakan target Sales. Berapa jumlah uang yang bisa dia capai dalam waktu yang telah ditetapkan, misalnya target revenue / sales dalam 1 tahun adalah 10 Milyar, itu adalah KPI si manager, atau manajemen kontrak si manager tersebut.

Kondisinya, perusahaan pun bisa panik. Seorang CEO yang punya KPI ketat mungkin akan memaksa Marketing Manager-nya untuk mencapai target Sales tinggi dan Cost of Good Solds (COGS) yang seminimum mungkin. Dan membuat KPI manager berdasarkan Sales (uang). Seringkali anggapan KPI berdasarkan uang adalah cara yang paling fair, karena terukur. Tapi bagaimana dengan hasil produksi? kacau balau? atau berapa yang berhasil dari sekian banyak usaha? seringkali ini jadi diabaikan, akhirnya kerja serabutan yang penting dapet target uang.

Ketika terlibat dalam pembuatan proposal di kantor, terlintas pikiran berapa kemungkinan menang dari proposal ini? Bisa nggak aku pake metoda Six Sigma untuk melakukan improvement? “pasti bisa!” pikirku. Six Sigma adalah sebuah cara dalam Manajemen Operasi untuk meningkatkan keberhasilan produksi. Dari produksi 1 juta, cacat produk tidak boleh melebihi 3,4 buah. Ini diterapkan di Motorola, GE, Toyota, dan perusahaan-perusahaan besar lainnya. Aku berpikir, tidak mungkin proposal bisa mencapai keberhasilan seperti itu, tapi setidaknya mencapai 67% keberhasilan, atau One Sigma bisa dijadikan target keberhasilan proses.

Kemudian aku mencatat jumlah proposal yang telah dibuat perusahaan tahun ini, dan membandingkannya dengan tingkat keberhasilan. Aku tercengang, karena keberhasilan proposal menjadi proyek hanya 9%. Jauh dari One Sigma. Kemudian, yang menjadi pertanyaan, kenapa selama ini manajemen hanya memikirkan hasil akhir (Sales), tidak pada prosesnya??? Seandainya proses ini ditingkatkan maka nilai Sales (hasil akhir) pun akan menaik. Inilah lika-liku bisnis, kadang2 kita hanya fokus pada uang, sehingga KPI pun berdasarkan uang saja, tidak perduli prosesnya, akhirnya, COGS atau biaya terbuang untuk mencapai Sales tersebut menjadi tinggi. COGS tersebut meliputi biaya pembuatan proposal, reproduksi proposal, pengiriman, dsb. Ujung-ujungnya Sales didapat tinggi, tetapi pengeluaran juga tinggi.

Mencermati kondisi yang ada, perusahaan memiliki Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000. Tapi sistem tersebut tidak memberikan improvement apa-apa. Itu hanyalah sebuah sistem dokumentasi semua proses bisnis yang dilakukan. Sistem ini bisa dipergunakan sebagai track record. Tapi kalau tidak ada target improvement, maka sistem ISO tersebut tidaklah bermanfaat. So, rasanya penerapan Internal Quality Control and Improvement mesti ditingkatkan pada target yang lebih realistis.

That’s just my thought.. kalo aku jadi CEO ntar mesti ngerti proses bisnis dan juga target bisnis. Setidaknya, aku dapetin sesuatu dari kuliah Operation Management :) last question, how to compile KPI based on Operation and Sales.. that's a real life..


bangkit dan bangkit lagi setelah jatuh dan tidak mudah jatuh lagi kemudian berlari lebih kencang

Bossy

Posted by apapunditulis on Senin, 03 November 2008 , under |




Bossy itu menurut aku adalah memerintah orang lain dengan perasaan lebih hebat dari orang yang disuruhnya. Selain itu, ada unsur lain yang menurut aku ada dalam bossy, yaitu dia sendiri tidak tahu bagaimana melakukannya, pokoknya yang dia ingin hasil akhir. Mungkin sadar ga sadar kita sering berperilaku bossy; memerintah orang lain tapi kita tidak mau bagaimana dia melakukan itu.


Bila ditinjau dari perspektif ke-Indonesiaan aku yang kental (bangga jadi warga negara Indonesia!!) he.he.. perilaku bossy ini sudah jadi bagian dari kehidupan penduduk Indonesia secara umum.. siapa yang posisinya menentukan posisi orang lain dapat semena-mena memerintah orang lain.. sebenarnya, ini ga hanya di Indonesia, tetapi hampir di seluruh Negara-negara Asia, atau aku menyimpulkannya sebagai budaya Timur. Mungkin ini muncul dari kebiasaan untuk menghormati orang yang lebih tua, lebih makmur, lebih berkuasa, dan lebih-lebih yang lainnya sehingga orang yang merasa dirinya lebih juga merasa dirinya harus dihormati dan dipatuhi.

Jadi inget Ospek tahun 99-2000, aku sebagai mahasiswa baru (dipanggil kunyuk) dicekokin dan disuruh menghafal dan meneriakkan kata-kata ini, setiap ditanyakan “Who is the leader?” aku mesti jawab “The leader is the one who knows the ways, shows the way and goes the way!”. Dulu sih mungkin cuma teriak-teriak aja daripada digampar oleh senior dan swasta, yang bisa bikin kunang-kunang muncul di siang hari atau pandangan abu-abu padahal ga mendung. Sejak bergabung dalam organisasi, aku baru mengerti prinsip itu. Seorang pemimpin adalah seseorang yang harus mengerti permasalahan, memberikan jalan keluar dan ikut bersama-sama untuk memecahkan masalah.

Daniel Goleman, seorang pengarang buku Leadership yang sangat terkenal, melakukan riset mengenai kepemimpinan, dan hal tertinggi yang dapat memotivasi bawahan adalah pemimpin yang bersama-sama dengan bawahannya menyelesaikan permasalahan (oleh Goleman diistilahkan dengan Authoritative Leadership, dengan ciri khas : “come with me..!”). . Paradigma lama mengenai pemimpin harus dilayani kini mulai bergeser dengan pemikiran bahwa pemimpin adalah seseorang yang harus melayani.

Fiuwh.. yuk kerja lagi.. memenuhi keinginan bos-bos yang kadang-kadang tidak tahu apa yang kita pengen dari mereka.. yang kalo menurut grup band Slank:

HEY BUNG!

Hey bung yang di atas sana coba turun ke jalan
Lihat2 situasi apa yang terjadi
Hey bung yang dibalik meja coba turun ke jalan
Tunjukkan rasa perhatian
Hey bung didalam gedung megah coba turun ke jalan
Liat2 kondisi bair pasti
Hey bung yang berkuasa coba turun ke jalan
Berikan rasa kelembutan

Jangan tunggu kami turun di jalanan
Jangan sampai kami yang tunjukkan rasa … rasa

Yo, kita tunjukkan kualitas kepemimpinan kita dengan ikut simpati terhadap pekerjaan orang yang secara struktural berada di bawah kita.. kita mesti tahu, mesti bisa tunjukkin jalan, dan ikut bersama-sama dengan mereka dalam menyelesaikan masalah. That’s a real leader!! bukan bossy asal perintah aja.. ga mau tau pokonya jadi..! fiuwh.. gawe lagi yok.. walaupun bos emang bossy he.he.he.. ga mungkin minta dia berubah, nanti aja kalo posisinya udah diganti ama gw deh.. gw mesti jadi pemimpin yang lebih baik :)


"leadership is communication,communication and communication!"